POST BARU :
Home » » KISAH NIKAH BEDA AGAMA

KISAH NIKAH BEDA AGAMA

Written By Odikz on Sunday, November 17, 2013 | 2:29 AM


Sebuah Kisah Pernikahan Beda Agama (Islam-Katolik)

Rudi adalah seorang laki-laki beragama Islam. Sebagai laki-laki ia telah cukup umur untuk menikah. Dikarenakan sifatnya yang introvert dan pemalu, ia jarang bisa dekat dengan perempuan. Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita, sebut saja namanya Mimi, dan menemukan ada kecocokan dengannya. Namun ada kendala di antara mereka yakni perbedaan keyakinan. Mimi adalah pemeluk agama Katolik.
Merasa sudah saling cinta, Rudi berusaha mencari jalan. Pihak keluarga Mimi tidak mempermasalahkan perbedaan tersebut. Mereka menilai Rudi adalah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab, sungguh beruntung Mimi jika bisa menikah dengannya. Kakak perempuan Mimi dengan penuh antusias mendukung hubungan tersebut dan bersedia mengurus segala administrasi yang dibutuhkan. Yang menjadi ganjalan justru dari pihak keluarga Rudi. Meski memiliki keluarga besar yang beragam agama, ibu kandung Rudi tetap tak menyetujui pernikahan tersebut.
Rudi mengira Mimi adalah cinta sejatinya. Termakan oleh slogan “cinta itu buta” dan merasa dirinya adalah laki-laki dewasa yang berhak mengambil segala keputusan sendiri atas hidupnya, Rudi melanjutkan rencana pernikahannya dengan Mimi. Ia sampai bersedia menjalani berbagai prosedur sesuai aturan Katolik demi mempersunting gadis pujaannya yang dikenal sebagai pemeriksaan kanonik. Ibu kandung Rudi tetap tak mau menghadiri perayaan pernikahan putranya tersebut.
Sesudah menikah ternyata ia mendapati kenyataan pahit. Mimpinya menjadi suami yang dilayani penuh cinta oleh istri buyar. Mimi bukan tipe perempuan yang becus mengurus rumah tangga karena dari kecil terbiasa dimanjakan oleh keluarganya. Rudi yang memasak dan mencuci bila sedang berada di rumah. Jika Rudi sedang pergi ke luar kota, istrinya dititipkan kepada keluarganya (habis siapa yang ngurus?)
Awalnya Rudi berharap bisa mengajak Mimi masuk Islam. Tapi ternyata hati istrinya sekeras batu. Entah sudah berapa kali Mimi mengeluhkan soal ibadah dalam Islam yang dibilangnya menyusahkan.
“Kamu tak perlu sholat lima waktu. Tak perlu jadi alim begitu.”
“Buat apa sih puasa? Bikin lapar dan haus saja!”

Meski panas hati, Rudi mencoba bersabar dalam menghadapi sikap istrinya.
Tapi begitu pernikahannya memasuki tahun keenam, Rudi mulai merasakan kegerahan. Rumah tangga mereka tidak dikaruniai momongan. Rudi sering merenungkan hal ini. Apalagi usianya tidak lagi muda. Ia ingin di hari tuanya bisa mendengar tawa ceria seorang anak di rumahnya. Namun memikirkan perangai istrinya, Rudi terpaksa memendam keinginan tersebut. Mimi tak bisa mengurus rumah sebagai seorang istri, bagaimana mungkin bisa mengurus anak sebagai seorang ibu? Mimi juga masih menganut Katolik. Rudi ingin kelak anaknya bisa memeluk Islam dan mendoakannya sebagai anak yang sholeh.
Rudi tak berani bercerai. Meski Mimi bukan termasuk istri yang baik tapi Rudi khawatir jika berpisah dari Mimi takkan menemukan penggantinya yang lebih baik. Ia juga kasihan kepada Mimi jika sampai harus bercerai dengannya. Dalam Katolik tidak mengenal perceraian. Selain itu Rudi juga masih mencintai Mimi yang sudah mendampinginya selama bertahun-tahun. Rudi kini hanya bisa pasrah. Jika memang kelak pernikahannya ditakdirkan kandas, ia akan fokus merawat adik-adiknya saja.
* * * * * *
Well, menurutku ini salah satu korban pernikahan beda agama.
Si Rudi ini seorang muslim. Seharusnya ia mematuhi ajaran agamanya (sudah tertulis di Al Quran dan diperingatkan Rasulullah) supaya menikah dengan perempuan mukmin.

“Habis gimana… Sudah cinta.”
Nah, kalau jadi begini… makan tuh cinta! Di dunia saja sudah rempong begitu (terlebih tidak dapat anak), apalagi di akhirat? Iblis itu doyan banget menyesatkan dan bikin susah manusia dengan modus cinta.
Kalau aku bisa kasih saran… Memang sih ada ulama berpendapat laki-laki muslim boleh menikahi golongan ahli kitab. Tapi harus dilihat dulu perhitungan maslahat dan mudharatnya. Kasus pernikahan Rudi di atas lebih banyak mana? Kupikir mudharatnya. Terlebih si istri pake melecehkan ajaran agama Islam. Wah, bagiku itu sudah major fault! Seandainya aku adalah Rudi, istrinya sudah kucerai saat itu juga. Kutinggal pergi meski ia nangis-nangis. Biar saja si istri hidup dengan prinsip orang Katolik hanya menikah satu kali terus menolak perceraian (toh agamaku Islam bukan Katolik!) Yang penting cerai secara negara, soal cerai gerejawi itu masalah pribadi istrinya, aku tidak mau pusing lagi. I don’t love her anymore because of her insults to my belief. Rudi harus bisa ambil sikap tegas menceraikan istrinya. Jangan karena cuma takut hidup sendiri lantas memilih mempertahankan pernikahan seperti itu. Kata ustadz, namanya mencintai makhluk melebihi Robb-nya. Padahal jika Rudi percaya kepada Allah, pasti ia bisa mendapatkan yang terbaik.
Komitmen pada pernikahan?
Lho kok mengkambinghitamkan komitmen? Komitmen itu untuk sesuatu yang layak, benar, dan sakral. Dalam agama Islam (Katolik juga sih) pernikahan beda agama itu tidak diperbolehkan. Dalam Islam tujuan pernikahan adalah membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Diharapkan pasangan suami istri yang terikat dalam pernikahan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Diharapkan juga dari pernikahan tersebut terlahir anak-anak yang akan menjadi generasi pejuang Islam yang dapat diandalkan. Nah, kalau sudah berbeda agama begitu, tujuan apa yang hendak dicapai? Komitmen macam apa? Memang sekilas terkesan Katolik lebih mengagungkan nilai pernikahan dengan melarang perceraian dan menghargai cinta. Namun dalam Islam, cinta semata tak cukup dijadikan sebagai dasar bersatunya dua anak manusia. Karena dalam Islam, pernikahan bukan hanya untuk kepentingan di dunia tapi juga sarana untuk menggapai keselamatan di akhirat.

Mengharapkan si istri dapat hidayah?
Nabi Luth saja tak bisa membuat istrinya jadi beriman.
Nabi Nuh saja tak bisa membuat anaknya jadi beriman padahal sudah berdakwah selama 800 tahun!

Ambil yang pasti-pasti aja deh, Rudi!
*pijit-pijit kepala menyimak kisahnya


http://ehelshia.wordpress.com/2013/09/17/sebuah-kisah-pernikahan-beda-agama-islam-katolik
Share this post :
 
Copyright © 2011. Film - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger